Friday, February 12, 2016

timun mas

Pada zaman dahulu kala, ada seorang nenek tua yang tinggal dekat dusun sunyi di rumah tua di pinggir hutan. Awalnya dusun tersebut keadaannya begitu damai juga ramai, namun ketika seorang raksasa datang dan tinggal di hutan tersebut masyarakat ketakutan dan memilih untuk tinggal dirumah saja.
Sang Nenek tak merasa takut kepada sang raksasa seperti para masyarakat lainnya, karena sang Raksasa itu suka memakan hewan-hewan yang ada di hutan. Karena dihutan sudah tidak ada lagi hewan yang harus dimakan, sang Raksasa pun merasa terganggu dan akhirnya ingin memakan manusia saja.
Sang Raksasa akhirnya sampai di rumah sang Nenek dan nenek pun bertanya kepaada sang Raksasa:
“Hai Raksasa, Apa yang membawamu kemari?” Tanya sang Nenek
“Saat ini aku ingin memakan seorang perempuan, apa kau memilikinya?” Tanya sang Raksasa
Sang nenekpun langsung menjawab lagi pertanyaan sang Raksasa itu.
“Sebenarnya aku juga dari dulu ingin memiliki anak perempuan, namun belum punya hingga sekarang, tapi tujuanku bukan untuk aku makan, tapi aku ingin memeliharanya dan juga ingin membesarkannya”. Jawab sang Nenek
“Hmmm… kalau begitu tunggulah sebentar”. Kata sang Raksasa yang pergi kedalam hutan mengambil biji-bijian dan kembali lagi kepada sang nenk memberikan biji-bijian tersebut.
Sang Nenek pun langsung bertanya, “Biji mentimun ini untuk apa?”
“kau tanam saja langsung biji itu, hingga nnati akan berbuah sebesar ukuran manusia, dan ketika itu aku akan datang lagi kepadamu”. Sang Raksasa menjelaskan dan kembali lagi ke dalam hutan.
Sang Nenekpun akhirnya menanam biji mentimun itu karena sangat ingin sekali memiliki anak perempuan. Biji mentimunpun kahirnya tumbuh dan akhirnya sebesar manusia. Sang Nenekpun begitu senang dan terharu karena keinginannya dari dulu tercapai juga.
Ketika bulan purnama tiba, sang Nenek merasa sangat lelah sekali karena seharian sudah mencari kayu bakar yang ia jual dan sisanya untuk di pakai olehnya.
Ketika pagi hari datang, sang nenek sangat terkejut karena sudah ada sarapan di mejanya dengan secangkir the hangat di sebelah tempat tidurnya.
“Hei,,, yang membutkanku sarapan ini siapa?” Sang Nenek bertanya dan heran
“Aku Nek…” suara tredengar dari balik pintu.
Sang Nenekpun sangat terkejut karena ada wanita cantik yang datang kepadanya.
“Tuan puteri ini siapa namanya?” sang Nenek terpesona oleh kecantikannya.
“Aku adalah Timun Emas Nek, biji mentimun yang sudah nenek tanam”. Jelasnya sang Timun Emas.
Sang Nenekpun sangat merasa bahagia dan seketika merasa sedih.
“Kenapa Nenek bersedih?, Bukankah Nenek menginginkan anak perempuan dari dulu?”. TanyaTimun emas kepada Sang Nenek.
Sang Nenek ternyata mengingat pesan dari Raksasa bahwa jika anak perempuan itu sudah ada akan membawa anak perempuan itu. Sang Nenek pun kebingungan karena di sisi lain ingin membesarkan seorang anak perempuan, namun disisi lain juga harus memberikannya kepada sang Raksasa untuk di makan.
“Timun Emas, lebih baik kau pergi dari sini, aku lebih senang kamu pergi dari pada harus di makan oleh sang Raksasa”. Sang nenek pun berkata seperti itu sembari memberikan bekal berupa jarum, biji timun, terasi dan garam.
“Bawalah semua bekal ini, jika kamu merasa dalam bahaya taburkanlah”. Jelas Sang Nenek.
Tak lama setelah nenek berkata seperti itu, sang Raksasapun secara tiba-tiba datang dan menagih kepada sang Nenek, sang Nenek pun langsung menyuruh Timun Emas untuk lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dri sang Raksasa yang sedang kelaparan itu.
Namun sayang sang Raksasa pun melihta Timun Emas berlari kedalam hutan, dan sangRaksasapun berlari mengejarnya. Timun Emaspun ingat pesan sang Nenek jika sedang dalam bahaya taburkanlah semua yang ia bawa, yang akhirnya Timun Emas pun menaburkan biji mentimun itu di hutan yang akhirnya dengan seketika hutan itu menjadi tanamaan mentimun yang begitu besar dan melilit kkaki Raksasa yang mencoba mengejar Timun Emas.
Namun kekuatan raksasa itu masih bisa menahan lilitan itu. Lalu Timun Emaspun menebarkan jjarum yang akhirnya berubah menjadi tanaman bambu yang begitu tajam sehingga dapat melukai kaki Raksasa. Namun sang Raksasa masih bisa melewati pohon bambu itu.
Akhirnya Timun Emas sampai di tepi sungai yang besar, lalu Timun Emas menebarkan garam yang dengan seketika sungai berubah menjadi lautan yang begitu dalam, namun bagi sang Raksasa itu bukanlah hal yang berat.
Hingga akhirnya Timun Emas menebarkan terasi pada sebuah danau, dan dengan seketika danau itu berubah menjadi lumpur hidup yang akhirnya sang Raksasapun dihisap olehnya hingga tenggelam.
Akhirnya Timun Emaspun merasa lega karena sang Raksasa sudah terkubur di dalam lumpur hidup tadi. Yang akhirnya Timun Emaspun kembali ke rumah sang Nenek dan mengucapkan terima kasih hingga merekapun hidup bersama dengan bahagia.
https://dongengkakrico.wordpress.com/cerita/cerita-rakyat-timun-mas/

No comments:

Post a Comment